Posts

anywhere but home

they always told me, i'm such a never-home kind of girl when I was 17. and i found it funny that right now, the tides have turned, I prefer to be in a particular area of my so-called-home:  an ode to the introverted extroverts,  my own room. only when and if, i am in my own room, i felt home. maybe it was never about going out or staying in. it was never about the "home". heck, i was never familiar with the concept of home anyway. i just always tried to escape the living room. why was it named the "living room" when I felt the most dreadful (the opposite of lively) there, anyway? —  i was never home. literally, and metaphorically,  it's impossible for me to get home. it's impossible to get somewhere that you don't know the directions of. it's impossible to get somewhere that only exists as an idea, and an ideal. it's impossible to get somewhere that you never knew a memory of, nor you have the interest to build one there. i have always tried...

after 3 years - nothing changed

 nothing changed after 3 years about my problems. i just got a lot better at identifying and intellectualizing them.

seperti biasa

seperti biasa, walau sudah lamaaaaa sekali.. mengetik di sini saat seharusnya mengerjakan sejuta hal yang lain. mungkin karena di sini tidak bising, tidak riuh dengan tanggapan orang lain, tidak juga dengan mengharap tanggapan orang lain, setelah perjalanan jauh ke manapun & selama apapun, ujungnya juga balik ke sini. beberapa bulan belakangan setelah dihantam bakbukbakbuk  dan another bakbukbakbuk,   insyaAllah semuanya sudah mereda & berhenti kemarin dan hari ini. besok akan tahu lebih lanjut.  tahun ini sudah mau menuju akhir, rasanya cepat sampai di titik ini tapi prosesnya panjaaaaaaaaaaang sekali.  semoga sebelum tahun ini berakhir,  sudah bisa lebih berdamai dengan diri sendiri, dan apa yang dikejar juga.

time to get my shit together

Kali ini perlu bepergian sendiri, ngga cukup ke kafe dekat rumah, ngga cukup ke Jakarta pusat, kali ini beban pikiran menyebabkan minimal harus ambil napas di Bandung. Berangkat sendiri, mungkin bagi teman-teman-teman yang memang kuliah di sini, naik travel adalah hal biasa, tapi keinginan naik travel ke Bandung sendiri sudah ada dari jaman kakak kuliah di sini yaitu dari 7? 8? tahun lalu. Biasanya ada kenyamanan yang bikin gaperlu bepergian 120 kilometer sendiri di perjalanan, sampai kemarin pun ada kenyamanan & ditawarkan tumpangan, tapi ngga ah. Mau sampai kapan berkutat di kebiasaan? Jadi lah, beneran dikasih Tuhan, naik travel sendiri. Berdua deng jadinya.. sama Bapaknya. Sampailah, di kota yang sudah dikangenin dari lama, dan sekarang sedang di coffee shop  sendiri, ngetik. Ini pengingat aja sih untuk diri sendiri suatu hari nanti. Dear future Priska,   your past self had gone 120 kms alone to type this piece, to have a dialogue with yourse...
tahun depan juga semoga sudah tahu mau lebih mengarah ke mana. apa yang dicari, apa yang dihenti.
resolusi 2020 cuma satu: ngga boleh jahat sama diri sendiri

repentance

please forgive me God for sins that I did for sins I didn't    but would and for the good deeds that I didn't    but could.