klasik

sekarang jadi mengerti sih setelah merasakan sendiri,
insecurities memang datang tidak pilih-pilih korban.

ngga harus tunggu angin, tunggu hujan,
bengong sedikit saja, tiba-tiba bisa ditawan.

sedang ngga bisa kontrol yang di hati pakai otak,
karena yang di otak juga diobrak-abrik dan sedang tidak dimiliki diri sendiri.

ini ya rasanya kehilangan kendali,
sampai-sampai hal yang tidak harus dikhawatirkan
juga bisa membunuh hari.

bagaimana cara bilang ke si empunya otak & hati
segampang mengkampanyekan ke orang lain,
bahwa menjadi dan punya diri sendiri adalah cukup
dan validasi orang lain bukan sesuatu yang harus diraup?

Comments

Popular posts from this blog

BINTAMA 2016: Enam Hari di Kesatrian Gatot Subroto