klasik
sekarang jadi mengerti sih setelah merasakan sendiri,
insecurities memang datang tidak pilih-pilih korban.
ngga harus tunggu angin, tunggu hujan,
bengong sedikit saja, tiba-tiba bisa ditawan.
sedang ngga bisa kontrol yang di hati pakai otak,
karena yang di otak juga diobrak-abrik dan sedang tidak dimiliki diri sendiri.
ini ya rasanya kehilangan kendali,
sampai-sampai hal yang tidak harus dikhawatirkan
juga bisa membunuh hari.
bagaimana cara bilang ke si empunya otak & hati
segampang mengkampanyekan ke orang lain,
bahwa menjadi dan punya diri sendiri adalah cukup
dan validasi orang lain bukan sesuatu yang harus diraup?
insecurities memang datang tidak pilih-pilih korban.
ngga harus tunggu angin, tunggu hujan,
bengong sedikit saja, tiba-tiba bisa ditawan.
sedang ngga bisa kontrol yang di hati pakai otak,
karena yang di otak juga diobrak-abrik dan sedang tidak dimiliki diri sendiri.
ini ya rasanya kehilangan kendali,
sampai-sampai hal yang tidak harus dikhawatirkan
juga bisa membunuh hari.
bagaimana cara bilang ke si empunya otak & hati
segampang mengkampanyekan ke orang lain,
bahwa menjadi dan punya diri sendiri adalah cukup
dan validasi orang lain bukan sesuatu yang harus diraup?
Comments
Post a Comment