Hidup Enak, Mati Enak

Benar-benar kemarin: harapan akan idealisme hidup digerus realita yang sudah mulai membunuh optimisme. 


Lalu, benak bertanya hal yang dulu tabu untuk ditanyakan:



"Konkretnya, apa sih keuntungan jadi orang baik?"



-

Hari ini ada pelajaran Agama. Bu Nia memberi tugas untuk mendokumentasikan tata cara memperlakukan jenazah. Lalu topik berlanjut ke hal yang tidak jauh-jauh dari tugas itu: kematian.

Kita membahas tentang sakaratul maut, tentang mati syahid, tentang kiamat, dan tentang wafat yang khusnul khotimah.


Juga tentang malaikat Izrail yang akan mencabut nyawa kita sesuai dengan amal perbuatan kita.


Pembelajaran hari ini membawa saya berpikir lebih jauh: kita ternyata sering sekali berpikir cara untuk hidup enak.

Tapi kita lupa mempersiapkan agar kita bisa mati enak.

Pembelajaran hari ini juga menggetarkan seluruh kesadaran saya, dan sekarang saya sadar:


Saya takut sekali mati dan mata saya belum melihat pemandangan-pemandangan indah di banyak tempat dalam bucketlist saya.

Saya takut sekali mati saat belum sempat mencapai mimpi-mimpi saya.

Saya takut sekali mati dan tidak ada yang benar-benar kehilangan.

Tapi yang pasti:
Saya takut sekali mati dan belum bermakna bagi orang lain.

-

Jadi, hari ini doa saya sesimpel:


Ya Allah, sempatkanlah dalam sisa waktu hidup saya untuk melakukan apa yang baik, dan matikanlah saya dengan cara yang baik.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BINTAMA 2016: Enam Hari di Kesatrian Gatot Subroto