Posts

Showing posts from December, 2016

2016 to 2017

At the near end of the year, I can finally say thank you to this year for throwing hardship so I can learn to be stronger, and for shoving sadness to my face so I can find the way out to happiness, myself. After all, to everyone in my 2016, thank you for making me a better person. To put it simply, this has been a crazy year. But I love it. Sekilat mengetuk hati, mengirimi bunga warna-warni (sepaket dengan durinya), sekarang kamu pergi lagi. Terima kasih, dua ribu enam belas. Bring it on, 2017.

Musafir

Aku tak akan pernah berhenti berkelana. Tidak walaupun menemukan mata air danaumu; tidak jua saat melihat domba-domba memakan rumput hijaumu. Aku tak akan pernah berhenti berkelana. Tidak bahkan saat angin malam tajammu menusuk, gigil; tidak jua saat sinar batarimu menyengatku, berpeluh. Aku sang musafir, Hilang arah di tengah bingungmu; yang tak kunjung tentukan, gugus bintang mana yang kita ikuti? Atau: aku yang harus menentukan sendiri? Tidak. Perjalanan yang kita mulai berdua, tak pantas kuakhiri seorang diri. Aku sang musafir, menunggumu beranjak. Pada badai pasir kita akan menantang. karena hanya pada peluk sadarmu, aku akan pulang.

15 Hari Menuju Januari

Gue selalu senang menanti Januari. Terlepas dari ulang tahun gue yang kebetulan ada di bulan itu, Januari selalu memberi harapan bahwa semuanya bisa dimulai, dari awal lagi. Januari hadir sebagai simbol kesempatan kedua, dan mungkin bagi gue (dan jutaan orang lainnya yang lahir di bulan yang sama).. kelahiran. Bahwa tidak semuanya permanen. Bahkan semuanya tidak permanen. Bahwa setelah 12 bulan panjangnya kita berusaha merajut sesuatu, di 1 bulan baru ini kita bisa berkarya yang lain lagi setelah mendapat pelajaran setahun kemarin- menenun, mungkin? Bahwa setelah 12 bulan melakukan begitu banyak kesalahan, trial and errors , segala kebodohan.. di Januari, semua itu bisa jadi bahan tertawaan. Lalu pelajaran. Bahwa setelah 12 bulan yang begitu penat, ada harapan bertemu Januari yang sama sekali belum pekat. Bahwa bahkan di satu hari sebelum Januari, atau satu hari pertama Januari.. bahkan beratus hari setelah Januari nanti, kita masih sah untuk menentukan resolusi hidup kita....

just a 1.40 AM thought

Here I am, just finished watching a short movie in YouTube, actually commercialized but- well, the point is, message -nya itu tentang pengorbanan seseorang untuk seseorang lainnya. Gue yakin, setiap orang pasti punya this significant person(s)  yang kita keep close to our hearts , in whatever way possible. Orang-orang ini, yang akan selalu punya spot khusus di hati kita, adalah orang-orang yang most likely  mendapat hasil 'pengorbanan' kita. Pengorbanan apa? Menurut gue, pengorbanan itu tidak selalu seklise berhenti melakukan aktivitas kita agar seseorang tersebut bisa melakukannya, tidak selalu sebesar menghentikan impian kita demi impian orang lain. Banyak pengorbanan yang tidak kita sadari, tidak kita maknai, di kehidupan sehari-hari. Menghemat sedikit untuk membelikan kado ulang tahunnya. Makan di restoran yang dia pilih. Menerima telpon jam 2 pagi untuk mendengarkannya bercerita. Berhenti dari melakukan apapun yang sedang kita lakukan untuk menemani...

Tersambar

kamu itu petir datang di siang bolong tak berangin dan mengacak perasaan sampai hari berganti. atau datang di saat jendela saya berhujan, dan tetap saja sama mengejutkan. kamu itu petir mengoyak ketenangan. membuat saya bertanya, apakah saya aman? kamu itu petir tidak perlu menjadi petir yang besar untuk mengacaukan seluruh pikiran saya. kamu yang ada sedikit saja sudah merampas kedamaian di tengah hari menenangkan. tapi sadar tidak sadar, saat hari sudah mulai gelap kamu saya pertanyakan; kapan datang? walau untuk berlalu; terima kasih sudah menjadi penyeimbang malam tenang yang kelabu.