Untuk Apa

Fakta bahwa kamu dan aku itu siapa memang tak bisa dibantah.
Tapi, kamu dan aku itu siapa yang bagaimana; sepenuhnya milik kita kalau-kalau ingin mengubah.

Mungkin, pertanyaan pertama dalam hidup yang harus dijawab adalah untuk apa.
Untuk apa pena ini menggores kata?
dan untuk apa puisi ini tercipta?

Sekadar rasa yang ingin.
Atau mungkin sesimpel malam yang dingin.
Menusuk; memaksaku mencari tahu rahasia yang mengintip di balik tebaran bintang terang di langit Cisarua.

Aku hanya seorang anak yang penasaran.
Nyaris 2 windu melenggang mencicip kehidupan- tapi belum jua pasti tujuan.

Masa hanya diam? Menunggu malam menggenapkan kelam?
  Toh... apa salahnya? Berdiam dan semata merenungkan hal yang lewat di kepala. 

Kamu dan aku layaknya kembang api.
Terbakar, meledak sekali, lalu mati.
  Bahkan laut pun tak akan bergeming berduka
  begitupun awan yang sudah terlalu sibuk untuk bertanya.

Namun, ledakan itu pendar sejati eksistensi.
Menyilaukan tapi tegas menyatakan, kita ada.

Lantas,
kamu dan aku,
untuk apa kita ada?


Cisarua
7 Agustus 2016

Comments

Popular posts from this blog

BINTAMA 2016: Enam Hari di Kesatrian Gatot Subroto